Senin, 25 Oktober 2010

Tentang Teh

"TEH" - artikel dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Teh adalah minuman yang mengandung kafein, sebuah infusi yang dibuat dengan cara menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeringkan dari tanaman Camellia sinensis dengan air panas. Teh yang berasal dari tanaman teh dibagi menjadi 4 kelompok: teh hitam, teh oolong, teh hijau, dan teh putih.

Istilah "teh" juga digunakan untuk minuman yang dibuat dari buah, rempah-rempah atau tanaman obat lain yang diseduh, misalnya, teh rosehip, camomile, krisan dan Jiaogulan. Teh yang tidak mengandung daun teh disebut teh herbal.

Teh merupakan sumber alami kafein, teofilin dan antioksidan dengan kadar lemak, karbohidrat atau protein mendekati nol persen. Teh bila diminum terasa sedikit pahit yang merupakan kenikmatan tersendiri dari teh.

Teh bunga dengan campuran kuncup bunga melati yang disebut teh melati atau teh wangi melati merupakan jenis teh yang paling populer di Indonesia[1]. Konsumsi teh di Indonesia sebesar 0,8 kilogram per kapita per tahun masih jauh di bawah negara-negara lain di dunia, walaupun Indonesia merupakan negara penghasil teh terbesar nomor lima di dunia.[2]

Pengolahan Teh dan Pengelompokan

Teh dikelompokan berdasarkan cara pengolahan. Daun teh Camellia sinensis segera layu dan mengalami oksidasi kalau tidak segera dikeringkan setelah dipetik. Proses pengeringan membuat daun menjadi berwarna gelap, karena terjadi pemecahan klorofil dan terlepasnya unsur tanin. Proses selanjutnya berupa pemanasan basah dengan uap panas agar kandungan air pada daun menguap dan proses oksidasi bisa dihentikan pada tahap yang sudah ditentukan.

Pengolahan daun teh sering disebut sebagai "fermentasi" walaupun sebenarnya penggunaan istilah ini tidak tepat. Pemrosesan teh tidak menggunakan ragi dan tidak ada etanol yang dihasilkan seperti layaknya proses fermentasi yang sebenarnya. Pengolahan teh yang tidak benar memang bisa menyebabkan teh ditumbuhi jamur yang mengakibatkan terjadinya proses fermentasi. Teh yang sudah mengalami fermentasi dengan jamur harus dibuang, karena mengandung unsur racun dan unsur bersifat karsinogenik.

Pengelompokan teh berdasarkan tingkat oksidasi:

Teh putih

Teh yang dibuat dari pucuk daun yang tidak mengalami proses oksidasi dan sewaktu belum dipetik dilindungi dari sinar matahari untuk menghalangi pembentukan klorofil. Teh putih diproduksi dalam jumlah lebih sedikit dibandingkan teh jenis lain sehingga harga menjadi lebih mahal. Teh putih kurang terkenal di luar Tiongkok, walaupun secara perlahan-lahan teh putih dalam kemasan teh celup juga mulai populer.

Teh hijau

Daun teh yang dijadikan teh hijau biasanya langsung diproses setelah dipetik. Setelah daun mengalami oksidasi dalam jumlah minimal, proses oksidasi dihentikan dengan pemanasan (cara tradisional Jepang dengan menggunakan uap atau cara tradisional Tiongkok dengan menggongseng di atas wajan panas). Teh yang sudah dikeringkan bisa dijual dalam bentuk lembaran daun teh atau digulung rapat berbentuk seperti bola-bola kecil (teh yang disebut gun powder).

Oolong

Proses oksidasi dihentikan di tengah-tengah antara teh hijau dan teh hitam yang biasanya memakan waktu 2-3 hari.

Teh hitam atau teh merah

Daun teh dibiarkan teroksidasi secara penuh sekitar 2 minggu hingga 1 bulan. Teh hitam merupakan jenis teh yang paling umum di Asia Selatan (India, Sri Langka, Bangladesh) dan sebagian besar negara-negara di Afrika seperti: Kenya, Burundi, Rwanda, Malawi dan Zimbabwe. Terjemahan harafiah dari aksara hanzi untuk teh bahasa Tionghoa (??) atau (??) dalam bahasa Jepang adalah "teh merah" karena air teh sebenarnya berwarna merah. Orang Barat menyebutnya sebagai "teh hitam" karena daun teh berwarna hitam. Di Afrika Selatan, "teh merah" adalah sebutan untuk teh rooibos yang termasuk golongan teh herbal. Teh hitam masih dibagi menjadi 2 jenis: Ortodoks (teh diolah dengan metode pengolahan tradisional) atau CTC (metode produksi teh Crush, Tear, Curl yang berkembang sejak tahun 1932). Teh hitam yang belum diramu (unblended) dikelompokkan berdasarkan asal perkebunan, tahun produksi, dan periode pemetikan (awal musim semi, pemetikan kedua, atau musim gugur). Teh jenis Ortodoks dan CTS masih dibagi-bagi lagi menurut kualitas daun pasca produksi sesuai standar Orange Pekoe.

Pu-erh (Póu léi dalam bahasa Kantonis)

Teh pu-erh terdiri dari dua jenis: "mentah" dan "matang." Teh pu-erh yang masih "mentah" bisa langsung digunakan untuk dibuat teh atau disimpan beberapa waktu hingga "matang". Selama penyimpanan, teh pu-erh mengalami oksidasi mikrobiologi tahap kedua. Teh pu-erh "matang" dibuat dari daun teh yang mengalami oksidasi secara artifisial supaya menyerupai rasa teh pu-erh "mentah" yang telah lama disimpan dan mengalami proses penuaan alami. Teh pu-erh "matang" dibuat dengan mengontrol kelembaban dan temperatur daun teh mirip dengan proses pengomposan. Teh pu-erh biasanya dijual dalam bentuk padat setelah dipres menjadi seperti batu bata, piring kecil atau mangkuk. Teh pu-erh dipres agar proses oksidasi tahap kedua bisa berjalan, karena teh pu-erh yang tidak dipres tidak akan mengalami proses pematangan. Semakin lama disimpan, aroma teh pu-erh menjadi semakin enak. Teh pu-erh yang masih "mentah" kadang-kadang disimpan sampai 30 tahun bahkan 50 tahun supaya matang. Pakar bidang teh dan penggemar teh belum menemui kesepakatan soal lama penyimpanan yang dianggap optimal. Penyimpanan selama 10 hingga 15 tahun sering dianggap cukup, walaupun teh pu-erh bisa saja diminum setelah disimpan kurang dari setahun. Minuman teh pu-erh dibuat dengan merebus daun teh pu-erh di dalam air mendidih seringkali hingga lima menit. Orang Tibet mempunyai kebiasaan minum teh pu-erh yang dicampur dengan mentega dari lemak yak, gula dan garam.

Teh kuning

Sebutan untuk teh berkualitas tinggi yang disajikan di istana kaisar atau teh yang berasal dari daun teh yang diolah seperti teh hijau tapi dengan proses pengeringan yang lebih lambat.

Kukicha

Teh kualitas rendah dari campuran tangkai daun dan daun teh yang sudah tua hasil pemetikan kedua, dan digongseng di atas wajan.

Genmaicha

Teh hijau bercampur berondong dari beras yang belum disosoh, beraroma harum dan sangat populer di Jepang.

Teh bunga

Teh hijau atau teh hitam yang diproses atau dicampur dengan bunga. Teh bunga yang paling populer adalah teh melati (H eung Pín dalam bahasa Kantonis, Hua Chá dalam bahasa Tionghoa) yang merupakan campuran teh hijau atau teh oolong yang dicampur bunga melati. Bunga-bunga lain yang sering dijadikan campuran teh adalah mawar, seroja, leci dan seruni.

Teh juga sering dikaitkan dengan kegunaannya untuk kesehatan. Teh hijau dan teh pu-erh sering digunakan untuk diet. Orang juga sering menghubung-hubungkan teh dengan keseimbangan yin yang. Teh hijau cenderung yin, teh hitam cenderung yang, sedangkan teh oolong dianggap seimbang. Teh pu-erh yang berwarna coklat dianggap mengandung energi yang dan sering dicampur bunga seruni yang memiliki energi yin agar seimbang.

Ramuan teh

Sebagian besar merek teh yang dijual di pasaran merupakan hasil ramuan ahli teh yang membuatblend yang unik untuk merek tersebut dari berbagai daun teh yang berbeda. Rasa enak dari teh berkualitas tinggi dan berharga mahal biasanya bisa menutupi rasa teh yang berkualitas rendah, sehingga kualitas teh bisa meningkat dan dapat dijual dengan harga yang lebih pantas. Teh hasil ramuan juga menjaga agar rasa teh yang dimiliki merek tertentu tetap stabil sepanjang masa.

Teh melati dibuat dengan mencampur kuncup melati yang siap mekar. Sebelum dicampur dengan kuncup melati, daun teh mengalami proses pelembaban agar harum melati dapat menempel pada daun teh.

Komposisi

Teh mengandung sejenis antioksidan yang bernama katekin. Pada daun teh segar, kadar katekin bisa mencapai 30% dari berat kering. Teh hijau dan teh putih mengandung katekin yang tinggi, sedangkan teh hitam mengandung lebih sedikit katekin karena katekin hilang dalam proses oksidasi. Teh juga mengandung kafein (sekitar 3% dari berat kering atau sekitar 40 mg per cangkir), teofilin dan teobromin dalam jumlah sedikit.[3]

Kemasan

Teh celup

Teh dikemas dalam kantong kecil yang biasanya dibuat dari kertas dengan tali. Teh celup sangat populer karena praktis untuk membuat teh, tapi pencinta teh kelas berat biasanya tidak menyukai rasa teh celup.

Teh saring

Teh dikemas dalam kantong kecil yang biasanya dibuat dari kertas tanpa tali. Teh saring sangat populer karena praktis untuk membuat teh dalam quantity banyak dan menghasilkan lebih pekat dibandingkan teh celup.

Teh seduh (daun teh)

Teh dikemas dalam kaleng atau dibungkus dengan pembungkus dari plastik atau kertas. Takaran teh dapat diatur sesuai dengan selera dan sering dianggap tidak praktis. Saringan teh dipakai agar teh yang mengambang tidak ikut terminum. Selain itu, teh juga bisa dimasukkan dalam kantong teh sebelum diseduh. Mangkuk teh bertutup asal Tiongkok yang disebut gaiwan dapat digunakan untuk menyaring daun teh sewaktu menuang teh ke mangkuk teh yang lain.

Teh yang dipres

Teh dipres agar padat untuk keperluan penyimpanan dan pematangan. Teh pu erh dijual dalam bentuk padat dan diambil sedikit demi sedikit sewaktu mau diminum. Teh yang sudah dipres mempunyai masa simpan yang lebih lama dibandingkan daun teh biasa.

Teh stik

Teh dikemas di dalam stik dari lembaran aluminium tipis yang mempunyai lubang-lubang kecil yang berfungsi sebagai saringan teh.

Teh instan

Teh berbentuk bubuk yang tinggal dilarutkan dalam air panas atau air dingin. Pertama kali diciptakan pada tahun 1930-an tapi tidak diproduksi hingga akhir tahun 1950-an. Teh instan ada yang mempunyai rasa vanila, madu, buah-buahan atau dicampur susu bubuk.

Referensi:

1. “Minum Teh Juga Memiliki Manfaat Kesehatan”. Diakses pada 29 November 2008.

2. “Sugar and beverages”. FAO. Diakses pada 29 November 2008. Kutipan: Major producers are: India, which accounts for about 29 percent of global production; China, 23 percent; Sri Lanka, 9 percent; Kenya, 8 percent; and Indonesia, 6 percent..

3. Graham H. N.; “Green tea composition, consumption, and polyphenol chemistry”; Preventive Medicine 21(3):334-50 (1992).

-----------

Teh. (2010, Oktober 23). Wikipedia, . Diakses pada 03:04, Oktober 26, 2010 dari http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Teh&oldid=3710863.

Sabtu, 23 Oktober 2010

Minum Teh Mencegah Beragam Penyakit





Minum teh 4 sampai 5 gelas sehari sangat dianjurkan demi kesehatan tubuh manusia. Bayangkan, berbagai macam penyakit, seperti kanker, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi, bisa ditangkal dengan meminum teh.

Teh hitam mengandung komponen volatile sebanyak 404 macam, sedangkan teh hijau 230 macam. Komponen volatile tersebut berperan memberikan cita rasa yang khas pada teh.

Joko Pambudi dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi Departemen Kesehatan, seperti dikemukakan dalam "Prosiding Seminar Sehari Teh Untuk Kesehatan, Hidup Sehat dengan Teh" yang telah dibukukan oleh Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung 2000, menyebutkan, teh mengandung banyak komponen aktif.

Komponen itu, baik yang volatile maupun nonvolatile, adalah polyphenols (10-25%), methylxanthines, asam amino, peptida,komponen organik lain, tannic acids (9-20%), vitamin C (150 - 250 mg%), vitamin E (25-70 mg%), vitamin K (300 - 500 IU/g), B-carotene (13-20%), kalium (1795 mg%), magnesium (192 mg%), mangan (300-600 ug/ml), flour (0,1-4,2 mg/L), zinc (5,4 mg%), selenium 1,0-1,8 ppm%), copper (0,01 mg%), iron (33mg%), calcium (7 mg%), dan caffein (45-50 mg%).

Teh sebagian besar mengandung ikatan biokimia yang disebut polyphenols, termasuk di dalamnya flavonoid. Flavonoid ini merupakan suatu kelompok antioksidan yang secara alamiah ada pada sayur-sayuran, buah-buahan dan minuman seperti teh dan anggur.

EGCg dan quercetin merupakan antioksidan kuat 100 kali lebih tinggi daripada vitamin C dan 25 kali vitamin E yang juga merupakan antioksidan potensial.

Pada teh hijau, catechins merupakan komponen utama. Sedangkan pada teh hitam dan teh oolong, catechins diubah menjadi theaflavin dan thearubigins.



Menurunkan Risiko Kanker

Dari berbagai studi dinyatakan, mengonsumsi teh berakibat menurunnya risiko penyakit kanker. Senyawa polyphenol dalam teh mampu memberikan perlindungan terhadap zat karsinogenik. EGCg dalam teh hijau merupakan senyawa aktif yang berperan mencegah terjadinya kanker. Di Jepang dilaporkan, catechin dapat membunuh Helicobacter pylori yaitu bakteri pemicu kanker lambung.

Alasan yang dikemukakan dalam pelbagai studi tersebut ialah senyawa antioksidan dalam teh mencegah terjadinya kerusakan DNA oleh radikal bebas. Polyphenol mencegah terjadinya pertumbuhan sel yang tidak terkendali sehingga mampu memperlambat perkembangan kanker. Polyphenol tertentu mungkin menghancurkan sel-sel kanker tanpa merusak sel-sel sehat sekitarnya.

Dalam studi lainnya dinyatakan, teh berkhasiat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular dengan menurunkan kadar kolesterol darah dan tekanan darah. Mekanisme pencegahan melalui teh terhadap penyakit kardiovaskular terdapat pada kemampuan teh untuk menghambat penyerapan kolesterol dan menghambat penggumpalan sel-sel platelet sehingga mencegah terjadinya penyumbatan pembuluh darah.

Polyphenol teh (catechin dan theaflavin) juga merupakan antioksidan kuat yang mampu melindungi oksidasi LDL-kolesterol oleh radikal bebas. Teroksidasinya kolesterol tersebut diduga berpe-ran aktif dalam proses antherogenesis, yaitu proses awal pembentukan plaque pada dinding arteri.

Ada lagi studi terbaru yang menyebutkan teh menurunkan berat badan. Teh hijau diketahui mempunyai potensi sebagai thermogenesis sehingga mampu meningkatkan pembakaran kalori dan lemak yang berakibat terhadap penurunan berat badan. Hasil studi menjanjikan potensi penggunaan ekstrak teh hijau dalam program penurunan badan, di samping melakukan pembatasan konsumsi kalori (diet).

Studi baru di Inggris menyebutkan, kebiasaan minum teh secara teratur dapat mempertahankan keutuhan tulang dan mencegah terjadinya osteoporosis atau keropos tulang. Khususnya untuk wanita pascamenopause.

Ternyata wanita yang mengonsumsi teh memiliki ukuran kerapatan mineral tulang (Bone Mineral Density/BMD) lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak minum teh secara bermakna. Senyawa aktif yang terkandung di dalam teh berperan menyerupai hormon esterogen lemah yang membantu melindungi tulang terhadap proses kerapuhan (osteoporosis).


Sumber Mineral


Teh juga menyimpan potensi sebagai sumber mineral tubuh yang penting dalam berbagai proses metabolisme. Sumber mineral muncul baik berupa makro maupun trace mineral. Keduanya sangat diperlukan sebagai nutrisi bagi tubuh.

Magnesium dalam teh terlibat 300 macam enzim dalam metabolisme tubuh di samping sebagai pengatur elektrolit tubuh, hormon eceptor, metabolisme vitamin D, dan pembentukan tulang. Teh juga sebagai sumber magnesium bagi tubuh.

Kalium dalam teh akan menjaga keseimbangan elektrolit tubuh berperan pula dalam metabolisme energi, transportasi membran, dan mempertahankan permeabilitas sel. Kalium berfungsi dalam menyampaikan pesan syarat otot (neuromuscular).

Kandungan flour berfungsi mempertahankan dan menguatkan gigi agar terhindari dari karies. Teh membantu mencegah pembentukan plak gigi dan membunuh bakteri mulut penyebab pembengkakan gusi. Kandungan natrium juga berperan erat dalam mengatur keseimbangan elektrolit. Fungsi ini juga ada pada kalium. Ada pula unsur kalsium dalam teh yang berguna untuk pembentukan dan memperbaiki tulang.

Kandungan seng pada teh berfungsi untuk metabolisme tubuh dan berperan erat dalam pertumbuhan dan perkembangan, sintesis vitamin A, sistem kekebalan tubuh, dan pembentukan enzim pemusnah radikal bebas. Kandungan mangan merupakan ko-enzim berbagai metallo enzim (MnSOD) aktivator.

MnSOD enzim penting untuk menghancurkan radikal bebas. Kandungan Cu berperan dalam metabolisme tubuh dan salah satu fungsinya adalah pemusnah radikal bebas. Karena perannya sebagai enzim antioksidan maka kandungan Cu berpotensi menurunkan peluang terkena penyakit degeneratif.

Menurut Direktur Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung, Dr Ir Gusti Wen-ten Astika kepada Pembaruan di Bandung baru-baru ini, mengingat fungsi teh yang begitu tinggi untuk kesehatan manusia maka pihaknya terus melakukan penelitian agar kandungan catechin pada teh cukup tinggi.

Dalam 1 kg teh maka terdapat 10 persen kandungan catechin. Sedangkan dalam pucuk daun teh muda terdapat 23 persen catechin. Catechin dalam teh sangat berguna bagi kesehatan manusia. Saat ini harga 1 kg teh yang memiliki kandungan catechin tinggi bisa mencapai Rp 7 juta/kg.

Minum Teh Mencegah Beragam Penyakit Originally published in Shvoong: http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1969845-minum-teh-mencegah-beragam-penyakit/