Kamis, 24 Maret 2011

Teh Oolong, Segar dan Menyehatkan

Teh Oolong tidak hanya enak, namun kandungan flavonoid (unsur antioksidan) di dalamnya juga dapat menggerakkan energi inti seseorang. Seperti yang telah diuraikan oleh berbagai legenda tradisional Tiongkok, nama Oolong berarti “Naga Hitam” atau “Ular Hitam”. Salah satu dari cerita ini menggambarkan bagaimana seorang pemilik perkebunan teh ketakutan setelah sekilas melihat ular hitam di dekat tempat dia memungut daun teh.
Selama beberapa hari, ia tidak berani mendatangi tempat itu, sampai akhirnya dia memutuskan kembali untuk mengumpulkan daun teh dengan hati-hati, embun dan matahari telah melakukan tugasnya — oksidasi telah mengambil alih. Hemat seperti biasanya, dia tidak ingin membuang daun-daun yang telah terfermentasi, sehingga ia membawanya pulang dan memasak satu teko teh. Secara mengejutkan, ternyata ia mendapatkan minuman yang harum semerbak.

Asal Biologis Teh Oolong

Thea sinensis dan Thea assamica adalah dua jenis tumbuhan, teh jenis ini diperoleh. Yang belakangan, biasanya dikenal sebagai “Teh Assam”, kebanyakan tumbuh di India, minuman ini memiliki rasa yang sangat jauh berbeda Teh Tiongkok.
Untuk membuat teh oolong sesuai yang diinginkan, setelah dipetik harus dijemur di bawah sinar matahari hingga layu. Kemudian, daun-daun disimpan di suatu ruangan, diayak secara rutin, dan letakkan di loteng di ayakan bambu.
Proses ini memecahkan struktur sel di tepian daun dan oksigen yang muncul, akan bereaksi dengan udara. Daun-daun berwarna tembaga yang dihasilkan menegaskan efek fermentasi, yang saat ini telah nampak, dan daun-daun teh telah mencapai derajat fermentasi yang sesuai diinginkan.
Panaskan daun-daun dengan panci besi, langkah berikutnya, hentikan proses fermentasi. Cakupan aroma teh – yang tergantung pada kualitas – bervariasi mulai dari aroma seperti buah-bunga hingga rasa-malt (kecambah barley atau sereal lainnya yang dikeringkan).
Karena teh oolong hanya setengah fermentasi, maka lidah mengenalnya sebagai minuman yang berasa antara teh hijau dan teh hitam. Dari daun yang sama dapat dimasak beberapa kali, namun semakin sering dimasak, aroma minumannya semakin melemah.
Kualitas terbaik teh oolong tumbuh dan diproses di Taiwan. Yang paling mahal adalah Dong Ding, diambil dari nama Gunung Dong Ding di propinsi Nantou, Taiwan. Varietas terkenal lain berasal dari Provinsi Fujian di tanah daratan Tiongkok dinamakan Te Kwan Yin. Beberapa tahun yang lalu India dan Malaysia juga mulai memproduksi teh oolong.
Beberapa tahun lalu para komunitas medis dan para ahli nutrisi telah menemukan berbagai keuntungan dari teh hijau bagi kesehatan, terutama oolong. Riset ilmiah telah membuktikan kemampuan efek teh oolong untuk memperkecil masalah kesehatan spesifik dan mencegah beragam penyakit tertentu. Itu terutama sekali berguna bagi sistem peredaran dan efektif melawan gangguan perut. Lao Cha dikenali karena efektif melawan penyakit yang disebut belakangan.

Teh Oolong Taiwan

Pulau Taiwan, dengan luas 36,000 kilometer persegi, terletak kira-kira 200 kilometer sebelah selatan Tiongkok daratan. Ekspor tahunan teh oolong Taiwan yang bervolume 20,000 ton memainkan peran utama di bidang ekonomi. Taiwan mendapatkan tanaman teh pertama dari Provinsi Fujian pada pertengahan abad 17. Nantou, pulau penghasil teh utama, mempunyai kondisi optimum atas kesuksesan hasil perkebunan karena tempat itu memiliki kombinasi lahan, kabut, dan sinar matahari yang baik. Kondisi iklim ini diperlukan untuk menghasilkan teh unggulan. Lembah tinggi yang lebar dapat membuat pertumbuhan teh hingga elevasi 2,400 meter. Kota Loku adalah penghasil teh unggulan. Loku juga memiliki museum teh tertua.
Berdasarkan tingkat peragian, oolong dibagi ke dalam empat kategori
Pouchong, difermentasi hingga 12 persen, Zheng Cha, difermentasi hingga 30 persen, So Cha Oolong difermentasikan hingga 50 persen, dan digulung dengan ketat, serta Kao Shan Cha atau Highland Tea yang tumbuh pada ketinggian 1,800 meter diatas permukaan laut.
Zhu-Gu – suatu teh oolong pilihan – juga disebut Lao Cha. Hanya teh langka yang sedikitnya berusia dua tahun yang dapat memenuhi syarat Lao Cha. Diterjemahkan dari susunan-kata bahasa Tiongkok tradisional, Lao Cha berarti “tua, teh matang”. Teh itu hanya diproduksi dalam jumlah kecil, pada elevasi sekitar 1,000 meter. Produksinya dimaksudkan sebagai hasil seni dan jarang ditemukan dalam perdagangan teh. Teh ini juga tidak dikenal secara luas. Seperti anggur bagus, teh jenis ini bertambah enak seiring dengan pertumbuhan umurnya, jika disimpan dengan tepat. Tiap dua tahun teh ini harus mengalami proses pemanggangan. Karena kafein teh jenis ini hilang dalam penyimpanan dan pengulangan pemanggangan, bahkan orang dengan masalah perut dapat meminumnya. Itu adalah satu alasan penggunaan teh ini di dalam Pengobatan tradisional Tiongkok.

Teh Oolong Bai Shan Yuan

Dinamakan “Champagne of Teas” atau “Teh Sampanye” dan tumbuh pada elevasi 1,000 meter di lokasi paling pusat di pegunungan Taiwan, perkebunan teh kecil ini memiliki kondisi pertumbuhan optimal. Dia mempunyai lahan yang baik dan campuran sinar matahari dan kabut yang tepat. Hampir seperti keajaiban, pada 19 September 1999 gempa bumi menyelamatkan area tanah ini, pada saat semua tanah di sekeliling pegunungan meluncur ke dalam lembah. Seperti pepatah Tiongkok, “Langit tidak akan membiarkan sesuatu terjadi pada suatu hal yang tidak seharusnya terjadi.”
Menurut upacara minum teh tradisional Tiongkok, orang-orang diharapkan untuk duduk tegak lurus, mengosongkan pikiran mereka, dan memindahkan perlahan-lahan ketika mempersiapkan dan melayani teh. Sebagai tambahan, sangat baik menyiapkan dan mengonsumsi teh di lingkungan yang menyenangkan. Bagaimana dengan Anda? Tidak ada salahnya untuk mencoba bukan? (epochtimes/bri)*
sumber:  Erabaru.net

Teh Oolong Organik Banten

KOMPAS.com — Di tengah melepas kepenatan di sore atau sekadar penyemangat memulai hari di pagi hari, teh telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Meski demikian, secara sejarah teh berasal dari China sejak berabad-abad silam sebelum Masehi. Konon, mulanya seorang kaisar China mencoba minum teh saat daun teh tanpa sengaja jatuh ke dalam air panas yang akan diminumnya.






Harga pasaran Rp 60.000 per 100 gram, Rp 150.000 per 250 gram. Tapi, yang laku yang 100 gram.
-- Alexander Halim

Jika Anda melintas di daerah Puncak, Jawa Barat, hamparan kebun teh jenis Camellia sinensis varietas Asammica akan memanjakan mata Anda. Beberapa produsen teh memang umumnya menggunakan jenis teh ini untuk menghasilkan teh hijau dan teh merah. Di dunia terdapat beragam jenis teh. Namun, ada beberapa jenis teh yang umum dijumpai, yaitu teh merah (di Barat sering disebut juga teh hitam), teh hijau, dan teh putih. Di Indonesia, teh merah adalah primadona.

Perbedaan teh merah, teh hijau, dan teh putih terletak pada pengolahannya. Setelah dipetik, daun akan mengalami proses oksidasi akibat terkena udara dan layu. Teh merah adalah teh yang mengalami 100 persen fermentasi atau oksidasi. Tingkat oksidasi teh hijau kurang dari 10 persen. Adapun teh putih sama sekali tidak mengalami proses oksidasi alias 0 persen. Pada pengolahan teh putih, setelah dipetik, pucuk daun teh tidak boleh terkena udara. Jadi, daun teh langsung ditempatkan di wadah tertutup.

Jenis lain adalah teh oolong. Teh ini mengalami proses oksidasi 20-40 persen. Proses ini akan membuat wangi dan rasa teh keluar dengan pas. Karena itu, teh oolong memiliki aroma khas. Hanya, teh oolong menggunakan jenis Camellia sinensis varietas Sinensis.

"Sebenarnya untuk teh hijau dan white tea juga harusnya pakai jenis teh ini, seperti di China. Tapi, di Indonesia, teh hijau dan white tea dibuat dari Asammica," kata Presiden Direktur PT Harendong Green Farm Alexander Halim.

PT Harendong Green Farm memproduksi teh oolong yang diberi nama Banten Tea. Oolong memang belum setenar teh merah yang biasa dikonsumsi masyarakat sehari-hari. Namun, sudah banyak kaum hawa yang menjadi penggemar teh oolong karena khasiatnya yang dapat membantu proses diet.

Kaum pria pun sudah banyak yang menyukai teh oolong karena khasiatnya beragam. Menurut Alexander, oolong memiliki antioksidan yang tinggi. Karena itu, meminum oolong secara berkala dapat menjaga keseimbangan darah dan menurunkan tekanan darah tinggi. Selain itu, teh ini dapat menurunkan kolesterol dan mencegah kanker.

Sebagian besar teh oolong yang dijual di mal dan supermarket adalah teh oolong impor dari Taiwan. Di Indonesia ada tiga perkebunan teh besar yang memproduksi teh oolong. Salah satunya adalah PT Harendong Green Farm. Namun, berbeda dengan kebun teh lain, PT Harendong Green Farm merupakan perkebunan teh pertama yang menghasilkan teh oolong organik. Di sini teh ditanam dan diolah secara organik. Layaknya teh oolong, Banten Tea menggunakan pucuk teh dan dua daun untuk menghasilkan teh terbaik.

"Berbeda dengan red tea yang biasa dijual di Indonesia, daun teh dipangkas sampai kira-kira sejengkal, lalu dicacah," papar Alexander.

Sementara teh oolong tidak menggunakan daun teh yang dicacah. Pengolahan yang berbeda memang menghasilkan teh berkualitas. Harganya tentu saja lebih mahal. Banten Tea dijual dalam kemasan 100 gram dan 250 gram.

"Harga pasaran Rp 60.000 per 100 gram, Rp 150.000 per 250 gram. Tapi, yang laku yang 100 gram," katanya.

Rasanya tak perlu ditanya lagi. Pahit yang halus dan lembut saat menyentuh lidah. Alexander menyuguhkan dua cangkir teh di depan saya. Saya bisa mengecap selintas rasa buah pada cangkir pertama, seperti buah persik. Ada aroma manis dan harum bunga di dalamnya. Sementara di cangkir kedua, ada rasa pahit yang lebih kuat dan aromanya mengingatkan hidung pada madu. Kedua cangkir meninggalkan kesan rasa yang lama di lidah.

Ternyata Banten Tea menggunakan dua varietas bibit asal Taiwan, yaitu No 27 dan No 29. Menurut Alexander, karakter teh No 27 beraroma susu madu, sementara No 29 beraroma buah dan bunga. Namun, jangan salah sangka, walaupun teh oolong memiliki aroma dan rasa tersebut, bukan berarti teh diberi tambahan perasa atau pewangi. Aroma dan rasa tersebut alami keluar dari daun teh.

Untuk menikmati Banten Tea, Anda perlu memerhatikan cara penyeduhannya. Sebelumnya, teko dihangatkan dengan menuang air panas ke dalam teko, lalu diamkan beberapa saat, kemudian buang airnya. Ada baiknya Anda menggunakan teko dari tanah liat.

"Tanah liat panasnya nggak cepat hilang. Kalau metal, dia melepas ion-ion tertentu. Sementara teh itu sifatnya absorb (menyerap) dan dia malah narik ion-ion itu. Rasanya jadi berubah," papar Alexander.

Setelah itu, cukup tuang satu sendok teh Banten Tea ke teko. Lalu, tuang air panas bersuhu 85 derajat. Biarkan 3-4 menit dan aduk perlahan. Setelah itu, teh harus segera diminum agar tidak kehilangan aroma dan rasanya. Teh yang telah diseduh dapat diseduh kembali 3-4 kali.

Warna Banten Tea yang kekuningan bening bisa berubah menjadi lebih kemerahan jika daun teh tidak disimpan secara benar. Apabila kemasan aluminium yang kedap udara telah terbuka, langsung rapatkan kembali kemasan dan letakkan di wadah kedap udara. Jadi, teh tak terkena udara, yang bisa-bisa malah menambah proses oksidasi.

Jika Anda pencinta teh, Banten Tea bisa menjadi salah satu alternatif menikmati senja. Mengapa diberi nama Banten Tea? Menurut Alexander, teh China umumnya diberi nama sesuai dengan lokasi pembuatannya. Teh oolong produksi PT Harendong Green Farm buat di Banten. Masyarakat Indonesia bukan saja doyan minum teh, melainkan juga salah satu penghasil teh terbesar di dunia. Sayang, saat ini peringkat Indonesia sebagai penghasil teh mulai kalah saing.

"Dulu Indonesia masuk peringkat kelima. Sekarang Indonesia masuk peringkat ketujuh, tersalip Vietnam dan Turki," ungkapnya.

sumber : KOMPAS


Jumat, 18 Maret 2011

Blooming tea

Blooming tea adalah teh yang berbentuk bulat hijau yang terbuat dari bunga kering & daun teh hijau kering yang dirangkai sedemikian rupa sehingga saat anda menyeduhnya maka akan menghasilkan secangkir teh dengan bunga cantik di dalamnya.

Selesai diminum, anda dapat memajang bunga teh tersebut untuk dekorasi ruangan. Bunga teh akan bertahan selama 3-4 hari dalam air dingin.